Wayne Rooney Tinggalkan Perannya di Plymouth Setelah

Wayne Rooney Plymouth Argyle baru saja mengakhiri kerja sama mereka dengan Wayne Rooney setelah mantan kapten Inggris itu gagal membawa klub keluar dari zona degradasi. Keputusan untuk memecat Rooney datang setelah serangkaian hasil buruk yang mengarah pada kekalahan demi kekalahan, dengan kekalahan terbaru melawan Oxford United menambah daftar panjang ketidakberhasilan tim yang sudah cukup membebani klub di ajang Championship. Pemecatan ini menandai kegagalan kedua bagi Rooney dalam beberapa bulan terakhir setelah sebelumnya dipecat oleh Birmingham City setelah hanya bertahan 83 hari IDCWIN88.
Kekalahan Demi Kekalahan: Mengapa Rooney Gagal di Plymouth?
Setelah mengambil alih kursi manajer di Home Park pada bulan Mei, ekspektasi tinggi disematkan pada Wayne Rooney. Sebagai seorang legenda sepak bola, kedatangannya di Plymouth Argyle diharapkan bisa membawa perubahan besar. Namun, kenyataannya berkata lain. Dalam 23 pertandingan yang dijalani, Rooney hanya berhasil membawa tim meraih empat kemenangan dan menelan 13 kekalahan. Ini adalah catatan yang sangat buruk, terutama bagi sebuah klub yang berambisi bertahan di Championship. Taktik yang dijanjikan oleh Rooney sepak bola menyerang dan menarik justru gagal terealisasi dengan baik.
Masalah utama yang dihadapi Rooney adalah ketidakmampuan tim untuk mencetak gol, di samping masalah defensif yang sangat mencolok. Plymouth Argyle menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak di Championship, bahkan telah kebobolan lebih dari 50 gol dalam 23 pertandingan pertama mereka, sebuah rekor buruk yang terakhir kali tercatat pada musim 2016-17 oleh Rotherham United. Selain itu, hanya 22 gol yang berhasil mereka cetak dalam periode yang sama, angka yang sangat rendah untuk sebuah tim yang berkompetisi di divisi kedua Inggris.
Pengaruh Cedera terhadap Kinerja Tim
Seperti yang diungkapkan oleh Rooney dalam pernyataannya saat mengundurkan diri, cedera pemain menjadi salah satu faktor yang membuat timnya kesulitan. Beberapa pemain kunci seperti Muhamed Tijani dan Ibrahim Cissoko hanya mampu bermain dalam jumlah pertandingan yang sangat terbatas karena cedera. Selain itu, Morgan Whittaker dan Joe Edwards juga harus absen dalam waktu yang cukup lama, mengurangi daya serang tim secara signifikan.
Tanpa kehadiran pemain-pemain ini, Argyle kehilangan kreativitas dan ketajaman yang dibutuhkan untuk bersaing di Championship. Kehilangan pemain inti dan performa buruk dalam pertandingan tandang menjadi masalah utama yang dihadapi Plymouth di bawah asuhan Rooney. Hanya empat kemenangan yang diraih di kandang, sementara di pertandingan tandang, mereka kerap tampil tanpa arah dan tidak mampu menandingi lawan-lawannya.
Respon Basis Penggemar: Kekecewaan yang Memuncak
Setelah kekalahan telak 2-0 dari Oxford United, tekanan terhadap Rooney semakin meningkat. Para penggemar mulai menunjukkan ketidakpuasan mereka dengan meneriakkan “Kami ingin Rooney keluar” di stadion. Meskipun Rooney menyatakan bahwa ia tidak mengambil kritik secara pribadi, kenyataannya keputusan manajemen untuk memecatnya telah menjadi pilihan yang tak terhindarkan.
Plymouth Argyle kini menjadi klub Championship kesembilan yang mengganti manajernya pada musim ini. Dengan hanya 18 poin dan berada di dasar klasemen, Argyle masih memiliki peluang untuk bangkit. Namun, dengan performa yang buruk dan jarak yang cukup dekat dengan tim-tim yang berada di atas mereka, masa depan klub sangat bergantung pada keputusan selanjutnya.
Kedepannya: Pencarian Pelatih Baru
Setelah kepergian Rooney, kini Plymouth Argyle harus mencari manajer baru yang mampu mengangkat performa tim dan memastikan mereka tetap berada di Championship. Tanpa manajer tetap sejak pemecatan Rooney, klub harus segera mencari sosok yang dapat memberikan dorongan yang dibutuhkan untuk bertahan di divisi ini.
Namun, dengan rekor buruk yang telah tercatat dan kepercayaan diri yang rendah, siapapun yang mengisi posisi tersebut harus mampu menghadapi tantangan besar. Musim ini bukan hanya tentang bertahan di Championship, tetapi juga tentang menemukan kembali identitas tim yang hilang di bawah kepemimpinan Wayne Rooney.