Presiden Napoli Buka Pintu, Jika Conte Ingin Melangkah Pergi

Presiden Napoli Buka Pintu, Jika Conte Ingin Melangkah Pergi
Napoli baru saja merayakan gelar juara Serie A 2024/2025. Gol-gol krusial Antonio Conte di pekan terakhir melawan Cagliari (2-0) memastikan Partenopei menyalip perolehan poin Inter Milan—cukup satu angka saja. Euforia di Stadion Diego Armando Maradona masih menggema, tapi bayang-bayang kontrak Conte yang tersisa hingga Juni 2027 mendadak jadi bahan pergunjingan. LGOACE
Kontrak Panjang, Hati yang Tak Terikat
Mereka bilang kontrak adalah jaminan. Namun bagi Aurelio De Laurentiis, presiden klub sekaligus sutradara di balik layar, ikatan emosional jauh lebih penting. “Apa ini pertanyaan soal pernikahan?” selorohnya santai, ketika ditanya apakah Conte bakal tetap bertahan. Ujung-ujungnya, kalau hati sudah tak bahagia, ruang baru mungkin saja dibutuhkan—seperti yang terjadi pada Spalletti dua tahun lalu.
Kilas Balik Spalletti: Pelajaran di Selatan
Setelah membawa Napoli juara musim 2022/2023, Spalletti mengajukan pemutusan kontrak. Beberapa pekan berselang, dia resmi merapat ke timnas Italia. Cerita itu kemudian menjadi semacam bayangan bagi Conte: dua scudetto dalam kurun tiga tahun, prestasi yang notabene langka bagi klub di Italia selatan.
Godaan Juventus dan Panggilan Tanah Air
Spekulasi makin kencang tatkala kabar Juventus mempertimbangkan Conte sebagai calon pengganti Igor Tudor. Publik pun bertanya-tanya: akankah pelatih berkarakter ‘fighter’ ini memilih pulang kampung? Atau malah mengejar tantangan baru di Turin? De Laurentiis menimpali dengan nada adem, “Kalau seseorang memang butuh suasana lain, mau apa pun itu, saya tak akan menghalanginya.”
Respek Tanpa Syarat
Keputusan presiden tak semata soal angka di muka kertas. Baginya, penghargaan atas dedikasi Conte adalah harga mati. “Saya berterima kasih pada Conte atas scudetto ini—dua tahun setelah yang terakhir. Sulit bagi tim Italia selatan meraih juara dua kali dalam tiga tahun,” ungkapnya sambil meneguk espresso.
Apa Kata Conte?
Sampai saat ini, si pelatih sendiri belum buka suara banyak. Di konferensi pers pasca-laga, Conte hanya menekankan rasa syukur: dedikasi tim, dukungan suporter, dan kerja keras semua elemen klub. Pernyataan tegas soal masa depan, ia simpan rapat-rapat—mengundang penasaran.
Implikasi untuk Napoli ke Depan
Kalau Conte benar angkat kaki, siapa yang pantas menggantikan? Bursa nama tak pernah sepi: dari paman Spalletti—yang sudah sukses dua kali—hingga talenta muda Italia yang haus prestasi. Namun, manuver Aurelio De Laurentiis masih akan dikawal ketat: menentukan pelatih bukan sekadar memilih figur, melainkan memastikan gairah, filosofi, dan chemistry antar pemain tetap terjaga.
Jalan Panjang Serie A Menanti
Napoli tengah memikul harapan besar. Para suporter bermimpi klub kesayangan konsisten di puncak. Kini, tantangannya bukan hanya mempertahankan trofi, tapi juga merawat atmosfer juara: motivasi, taktikal, dan kepercayaan diri. Jika Conte bertahan, misi berlipat ganda menanti; jika dia pergi, lembaran baru akan dimulai—dengan harapan yang sama tinggi.
Penutup: Respek untuk Masa Depan
Setiap kisah punya bab selanjutnya. Di mata De Laurentiis, Conte adalah bagian penting dalam narasi Napoli modern. Namun, ia juga paham: kesetiaan hanya berarti kalau tumbuh dari hati. Bila Antonio Conte memilih pintu lain—entah Juventus, timnas, atau tawaran lain—tangan terbuka menanti. Sebab, yang terpenting bukan siapa yang memimpin, melainkan semangat “Azzurri” yang terus mengalir deras di setiap tetes keringat pemain dan sorak-sorai suporter.