Pindah ke Liga Malaysia! Eliano Reijnders Ketawa

Pindah ke Liga Malaysia! Eliano Reijnders Ketawa Soal Rumor Ini!
Di dunia yang gemar mengutip tanpa konfirmasi, nama Eliano Reijnders kembali dilempar ke publik. Bukan karena aksinya di lapangan, bukan pula karena sorotan kamera. Tapi karena rumor. Kabar angin yang menyebutkan bahwa bek sayap Timnas Indonesia ini akan berlabuh di Liga Malaysia—tepatnya Selangor FC IDNSCORE.
Namun, Reijnders tak gentar. Tak juga tersinggung. Justru sebaliknya—ia menanggapinya dengan senyum, lalu tertawa ringan. Sebuah reaksi yang lebih nyaring dari klarifikasi.
“Aku cuma bisa tertawa,” ucapnya tenang saat diwawancara media Belanda, De Stentor.
Tawa itu bukan ejekan. Tapi barangkali, sindiran halus kepada dunia yang terlalu cepat menilai dan terlalu mudah menyimpulkan.
Pilihan Itu Soal Prinsip, Bukan Tekanan
Eliano, 24 tahun. Adik kandung dari pemain AC Milan, Tijjani Reijnders. Ia tahu betul ke mana arah kariernya hendak dituju. Ia memilih tetap berkompetisi di Eropa. Benua yang mengajarinya tentang presisi, daya tahan, dan ambisi.
“Aku belum selesai di Eropa,” katanya. Kalimat itu bukan sekadar pernyataan, tapi penegasan bahwa mimpinya belum tuntas.
Liga Malaysia bisa saja jadi tempat yang nyaman. Sorak sorai penonton, kontrak menjanjikan, bahkan mungkin peran utama yang langsung ditawarkan. Tapi baginya, kenyamanan bukan prioritas. Tantangan adalah bahan bakar.
Pelan, Tapi Pasti: Meniti Kembali di Zwolle
Musim ini tak sepenuhnya berpihak padanya. Di PEC Zwolle, Reijnders sempat tersingkir dari skuad utama. Namanya tak sering disebut, aksinya jarang terlihat.
Namun seperti air yang diam-diam mencari celah, dia kembali menemukan jalannya. Perlahan namun pasti, sejak bulan lalu, menit bermain mulai berpihak. Sejauh ini, ia sudah mencatat 18 penampilan di Eredivisie. Tanpa gol, tanpa assist. Tapi bukankah peran seorang bek bukan tentang mencetak angka, melainkan mencegahnya?
Perannya seperti pagar tak terlihat—menjaga dengan diam, bekerja tanpa banyak disorot.
Pindah ke Tentang Liga Malaysia dan Keteguhan Pilihan
Kenapa tidak ke Malaysia? Tanya sebagian orang. Bukankah lebih mudah? Bukankah lebih menjanjikan?
Tapi tidak semua jalan harus diambil hanya karena lebih dekat. Bagi Reijnders, tetap di Eropa bukan soal gengsi, tapi soal mimpi yang belum selesai ditulis. Ia ingin terus diuji, terus digembleng, dan mungkin—suatu saat nanti—diakui bukan karena namanya, tapi karena tekadnya.
Sepak bola Asia mungkin berkembang, tapi untuk seorang pemain muda yang masih haus akan pembuktian, Eropa adalah panggung yang belum selesai dipijak.
Indonesia Masih Menanti
Timnas Indonesia punya harapan besar padanya. Bek sayap modern yang tak hanya bisa bertahan, tapi juga mendukung serangan. Tipikal pemain yang cocok dengan ritme cepat, tekanan tinggi, dan adaptif dalam berbagai skema.
Jika performa di klub terus meningkat, besar kemungkinan Reijnders akan jadi pilar penting di skuad Garuda. Ia tak hanya mewakili darah Indonesia di Eropa, tapi juga membawa pulang semangat kompetitif yang dilatih oleh iklim liga yang lebih keras.
Akhirnya, Tawa Itu Punya Arti
Tertawa adalah cara paling sederhana untuk menolak sesuatu yang tak benar tanpa harus marah. Dan Eliano Reijnders memilih jalan itu. Ia tidak menjelaskan panjang lebar. Tidak juga membuat unggahan balasan. Ia hanya tertawa.
Dan mungkin dari tawa itu, kita tahu satu hal: ia sudah tahu ke mana arah langkahnya. Dan ia tidak butuh pembenaran dari rumor yang datang dan pergi seperti bayangan.