China Persiapkan Mental Jelang Duel Kualifikasi

China Persiapkan Mental Jelang Duel Kualifikasi Piala Dunia 2026 di SUGBK
Chinese Dragon Team akan melawat ke Jakarta untuk menghadapi Timnas Indonesia pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis (5 Juni 2025). Pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) bukan sekadar laga biasa: atmosfer penonton tuan rumah yang fanatik kerap menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, tim asuhan Branko Ivanković sengaja memetakan kondisi suporter Indonesia dan menyiapkan strategi mental sejak sebelum tiba di Ibu Kota IDCWIN88.
Tekanan dari Gelora Bung Karno
Stadion Utama Gelora Bung Karno dikenal sebagai salah satu venue paling bergairah di Asia Tenggara. Dalam beberapa edisi sebelumnya, setiap laga kandang Garuda kerap dipadati lebih dari 60.000 pendukung yang tak kenal lelah memberikan semangat kepada tim nasional. Suasana tersebut – mulai dari nyanyian suporter, kembang api, hingga yel-yel khas – menjadi paket lengkap tekanan tersendiri bagi lawan.
“Stadion ini seakan bernyanyi sepanjang pertandingan,” ujar seorang pemain Indonesia seusai uji coba sebelum kualifikasi. Bagi banyak tim, mendengar lonceng semangat dan teriakan penonton di sudut tribun bisa mengganggu konsentrasi. Maka, sejak beberapa hari lalu, staf pelatih dan psikolog tim China sudah merumuskan latihan simulasi imitasi suara dan dukungan suporter. Dengan begitu, pemain diharapkan dapat menjaga fokus meski “dikepung” riuhnya suporter rival.
Pemetaan Mental oleh Branko Ivanković
Pelatih Branko Ivanković tak menutup mata bahwa tekanan dari suporternya Timnas Indonesia bisa menjadi senjata ganda: meruntuhkan mental lawan sekaligus memompa semangat tuan rumah. Menurut Ivanković, memahami karakter suporter Garuda jadi kunci agar skuadnya bisa mengubah tekanan menjadi motivasi.
“Sebelum datang ke Jakarta, kami mempelajari bagaimana suporter Indonesia yang sangat antusias dan penuh semangat di SUGBK. Ini memang sebuah tekanan, tapi saya ingin anak-anak di lapangan justru bangkit dengan semangat juang lebih tinggi,” kata Ivanković saat jumpa pers, Rabu (4 Juni 2025).
Proses pemetaan itu mencakup analisis rekaman video pertandingan Indonesia di kandang sendiri, riset tentang yel-yel khas kelompok suporter, hingga mengecek pola koreo tribun. Menurut pelatih asal Kroasia itu, jika para pemain China telah siap secara mental, mereka bisa lebih leluasa menerapkan taktik di atas lapangan.
Reputasi Suporter Garuda
Sepak bola Indonesia terkenal dengan basis fanatik: entah itu kelompok ultras, bobotoh, maupun pendukung biasa. Dalam pertandingan besar, jutaan pasang mata Indonesia terarah ke layar kaca, sementara puluhan ribu penonton langsung memadati stadion.
Suporter Garuda sering kali menciptakan koreografi megah di tribun, lengkap dengan spanduk besar, bunga api, dan teriakan bergemuruh. Kombinasi itu sejatinya bertujuan memberikan efek intimidasi kepada tim tamu. Berkat atmosfer inilah, banyak lawan yang mengaku “kehilangan selera main” ketika memasuki SUGBK. Namun, bagi Pepatah Bekasi yang menonton dari stadion, hal itu justru meningkatkan semangat para pemain tuan rumah.
Peningkatan Kekuatan Timnas Indonesia
Selain faktor suporter, China juga menyoroti tambahan amunisi baru yang dimiliki Indonesia. Pada pertemuan pertama di babak kualifikasi bulan lalu, Indonesia belum diperkuat sejumlah pemain naturalisasi paling terkini. Kini, situasinya berbeda: skuad Garuda memiliki kombinasi pemain lokal dengan kemampuan fisik prima, plus sosok naturalisasi yang siap menambah daya dobrak.
“Timnas Indonesia kini punya beberapa pemain naturalisasi yang berbeda dengan pertemuan pertama. Tapi, fokus kami adalah mengoptimalkan skema main sendiri, bukan terpaku pada nama besar mereka,” ucap Ivanković.
Dua pemain yang cukup menarik perhatian adalah Emil Audero dan Dean James. Keduanya belum pernah tampil di hadapan puluhan ribu penonton SUGBK meski sudah terlibat di beberapa laga sebelumnya.
China Persiapkan Peluang Debut Emil Audero dan Penampilan Dean James
Nama Emil Audero sudah dikenal publik penggemar sepak bola Indonesia. Kiprahnya di level klub Eropa sempat membuat heboh, dan akhirnya ia memutuskan memperkuat skuad Merah Putih. Pada laga melawan China, kemungkinan besar Emil akan diturunkan sebagai starter—sebuah momen yang membuat para pendukung Garuda tak sabar ingin melihat penampilan pertamanya di SUGBK.
Sementara itu, Dean James pernah tampil saat Indonesia berlaga di tandang melawan Australia, namun belum merasakan atmosfer SUGBK. Kehadiran James di lini tengah diharapkan bisa menambah soliditas dan kreativitas dalam penyerangan. Dengan produk naturalisasi ini, skema serangan Garuda diprediksi semakin variatif dan berbahaya, apalagi dipadu dengan dukungan penuh suporter.
Persiapan Takti dan Latihan Final
Para pemain China sudah berada di Jakarta sejak Selasa sore untuk sesi latihan final. Menu latihan meliputi latihan fisik ringan, latihan bola di stadion latihan, serta sesi “disiplin suara” agar bisa terbiasa dengan lonceng semangat suporter tuan rumah. Selain itu, tim pelatih menggelar sesi video meeting rekaman suporter Indonesia dan simulasi kebisingan sebagai bagian dari uji coba menghadapi tekanan mental.
Di sisi lain, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, terus mengasah strategi dan pola permainan yang membuat China sulit menembus lini pertahanan. Fokus latihan difokuskan pada pressing cepat, transisi serangan, dan membentuk kombinasi diagonal yang memanfaatkan kecepatan sayap. Antusiasme skuad Merah Putih terlihat pada sesi latihan terakhir yang digelar Rabu pagi, di mana para pemain terlihat fokus dan penuh energi.
China Persiapkan Outlook Pertandingan dan Harapan Garuda
Pertandingan antara China dan Indonesia di SUGBK bukan sekadar soal poin di tabel klasemen; bagi Garuda, ini peluang membuktikan kemajuan tim di mata Asia. Jika mampu meredam tekanan suporter dan mengoptimalkan keunggulan mental di depan publik sendiri, Garuda berpeluang mencuri poin penting dari tim Negeri Tirai Bambu yang tengah berupaya bangkit.
China Persiapkan Bagi China, menjaga keseimbangan emosi, meredam gegap gempita suporter, dan merealisasikan rencana taktik yang telah dipersiapkan menjadi kunci sukses. Bagi Indonesia, memanfaatkan “limo menantu”—kombinasi pemain naturalisasi dan lokal—ditambah atmosfer dukungan penuh pendukung Garuda di tribun, diharapkan membawa hasil positif.
Seperti yang diutarakan Ivanković, tekanan itu sejatinya dapat diubah menjadi motivasi: “Mereka boleh bersorak, tetapi kami juga bisa berkreasi di lapangan.” Kini, mata sepak bola Asia pun tertuju pada SUGBK, menanti drama sepak bola dan semangat nasionalisme yang hanya bisa tercipta di stadion merah putih.